Rabu, 25 Agustus 2010

NASKAH PELUIT CINTA MENGGEMPARKAN KHASANAH PERBUKUAN

PELUIT CINTA  PELUIT CINTA   PELUIT CINTA....
Workshop Penulisan


BELUM lama ini (Sabtu, 13 Juli 2010) di GOR Wira Bhakti Lumajang diadakan bursa buku murah (28 Juli-4 Agustus 210). Banyak acara yang digelar untuk mendukung acara utama, seperti: lomba mewarna, baca puisi, story telling, musik sahur, festival band pelajar, festivalAl Banjari, donor darah, talkshow dan bedah buku, loba merangkai buah, temu bintang dan launching buku “ Aku pasti bisa” : Acenk, lomba Busana Batik Anak-anak dan Remaja, lomba membungkus kado (Dharma Wanita), dan penampilan KS modeling inc.
Yang paling menarik adalah acara workshop penulisan. Sebagai nara sumber, pihak panitia mendatang seorang penulis muda yang produktif. Telah 32 judul yang berhasil diterbitkan. Yang menggelitik para peserta adalah Anang Made Mahmudi ( nara sumber) bukan dari jurusan yang ada kaitannya dengan budaya menulis; seperti jurusan Sastra. Dia lulusan fisika.
Jumlah peserta sebanyak 75 orang sudah duduk rapi di tempat acara, tapi hingga pkl 12.00 nara sumber tidak kunjung tiba. Spontan, ada beberapa pererta yang pulang dan tak kembali lagi. Tony sebagai ketua panitia nampak mondar-mandir gelisah, menunggu kehadiran nara sumber dari lembaga Lingua Kata itu.“Maaf, kedatangan Pak Anang agak terlambat, karena macet di sekitar LAPINDO,” kilah Tony menepis rasa gelisahnya.
“ Untung yang diundang para intelektual, andai pesta dangdut, pasti sudah porak-poranda pentasnya,” cetus seorang peserta yang tak mau disebutkan namanya. Walaupun kedatangan Nara sumber sangat terlambat ( Pkl. 12.30 baru dimulai) acara tetap dibuka oleh seorang MC dan moderator ( Mhs. Unmuh-Lumajang); dan diawali oleh Ketua Panitia. Banyak hal yang baru-baru dalam workshop kali ini.
Para peserta pun, banyak mengajukan berbagai pertanyaan, terutama perihal kesulitan-kesulitan dalam menulis sebuah buku, penerbitan dan lain-lain. Menurut Anang ada 4 hal agar tulisan itu baik, yaitu: tulisan harus meyakinkan, menghibur, memotifasi dan harus mendidik. Acara yang sedianya dimulai pukul 09.00 (wib) dan molor hingga pukul 12.30 baru dimulai, berlangsung hangat. Yang paling menarik, adalah kehadiran seorang penulis yang membawa naskah novel siap cetak (Bambang Sastro D.H).
Naskah setebal 100 halaman itu mengisahkan petualangan seorang pelaut, yang terperangkap dalam berbagai kapal dan akhirnya terdampar di Taiwan.. Naskah bertajuk “PELUIT CINTA” sarat dengan misi: nasionalisme, ke-Tuhanan, pluralisme dan tentunya CINTA sebagai pernak-pernik yang merona. Buku novel ini sangat disayangkan bila terelak dari sergapan para pembaca. Tunggu, penerbitannya.(bs)

Workshop Pemantapan Program Adiwiyata


Liputan

Syaroh, Rara, Kalista
            RABU, 27 Januari 2010, sebanyak 120 orang tampak memenuhi aula SMPN 1 Sukodono yang berada di lantai 2, mereka adalah peserta workshop pemantapan program adiwiyata. Di depan, nampak para narasumber telah siap melaksanakan acara. Hadirin yang terdiri dari : SMKN 1 Lumajang, SMAN 2 Lumajang, SDN 2 Kepuharjo dan SMP Sumbersuk, nampak antusias mengikuti acara yang digelar. Winadi, selaku kepala sekolah menjadi salah satu narasumber memberikan sambutan. Begitu pula narasumber yang lain (DINAS PLH).
                                                                          
            Acara tersebut terasa sangat padat tapi menyenangkan, manakala pemaparan yang disampaikan oleh kepala sekolah SMP 1 Sukodono, menggunakan perangkat lunak LCD. Banyak materi yang disampaikkan perihal keberadaan SMP 1 Sukodono sebagai sekolah adiwiyata. Apalagi sekolah kita tahun ini akan mengikuti program adiwiyata mandiri bahkan adiwiyata kencana. Itulah sebabnya workshop pemantapan adiwiyata ini terasa sangat mendesak dan penting bagi sekolah-sekolah lain, baik bagi para guru maupun para siswa.
            Berikut beberapa peserta yang berhasil kami (JJ) wawancarai :
*SMPN 3 Lumajang
Kira-kira apakah sekolah anda sudah optimis untuk mengikuti program adiwiyata?
Tahun kemarin kami sudah mempersiapkan diri, dan tahun ini kami sudah dicalonkan oleh Dinas PLH sebagai calon peserta adiwiyata dan berkas-berkas sekolah kami tentang adiwiyata sudah terkirim.
Menurut anda, sekolah-sekolah manakah yang layak menjadi sekolah adiwiyata?
Untuk tingkat provinsi ada 7, peserta ini kira-kira diatas 20 untuk SMP, akan tetapi hanya 3 sekolahlah yang lolos yaitu : SMP 3 Lumajang, SMP 1 Senduro dan SMP 2 Gucialit.
Masalah dana program adiwiyata membutuhkan dana yang cukup besar. Trobosan apa saja untuk sekolah-sekolah lain agar dapat mengikuti program adiwiyata?
Dalam bentuk barang seperti bunga dan pot, sehingga tidak harus dalam bentuk uang.
Apa pesan dan kesan anda mengenai sekolah kami?
SMPN 1 Sukodono tingkatannya adalah paling tinggi, maka kami lebih banyak menimba ilmu dari sekolah ini.
*SMAN 2 Lumajang
                           Cowok : pertama saya salut terhadap SMP 1 Sukodono, karena sekolah ini sudah tidak perlu diragukan lagi untuk menjadi sekolah adiwiyata.
                            Cewek  : Osis SMAN 2 Lumajang sudah mempunyai program tersendiri seperti kerja bakti. Dan untuk alumni SMP 1 Sukodono yang berada di SMA harus bida menyalurkan ilmunya agar SMA tersebut bisa mengikuti program adiwiyata seperti SMP 1 Sukodono ini.





Workshop pemantapan program adiwiyata yang diselenggaarakan di SMP 1 Sukodono ini, bukan yang kali pertama. Kegiatan semacam ini tidak hanya dari sekolah-sekolah di wilayah Lumajang. Dari kabupaten dan provinsi lain banyak yang mengikutinya, sebagai bahan jujukan sekolah sekolah asal, semisal sari : katingan (Kalteng), SMPN 1 tapen Bondowoso, SMP 1 Bondowoso, MKKS PEMKOT Surabaya, SMK 1 Purwosari (Pasuruan), SMAN 1 Grati (Pasuruan), SMP 4 Genteng banyuwangi, SMPN 5 Kepanjen, MKKS RSBI Jawa Timur, SMP 17 Surabaya dan masih banyak lagi. (srk)