Jumat, 01 Januari 2010

Made Ardana Seniman Berbakat Bikin Geger

Kreativitas para pengukir Sanggar Layung Sore


Masih belum lama (awal hingga akhir November, 2009) di radio Suara Lumajang FM, dalam acara SISASINDO (Sisi Sastara Indonesia) suasananya terasa hangat-menggeliat. Pasalnya, acara yang dipandu oleh Harsoyo dan Farida, kedatangan tamu dari Bali. Kehadirannya atas prakarsa Dewan Kesenian Lumajang (DKL) seksi sastra Indonesia dan Daerah.
Tentu saja, yang biasanya hanya: baca puisi, cerpen guritan dalam bahasa Indonesia dan Jawa. Telinga terasa tersentak, manakala Made Ardana yang lebih akrap dipangggil P. Made, membawakan macapat versi Bali. Tidak itu saja. Gatot Hariyoto beserta Farida (Rida) menerjemahkannya dalam dalam bahasa jawa dan Indonesia. Kontan, banyak interaksi via telepon (0334-885912) dari para pendengar. Sebut saja Nina, Bung Roma, Nur Zakia, Pak Gepeng, Pak Sukar , pak Pekateng dan masih banyak lagi yang tak terakomodir karena terbatasnya waktu. Hati pun berbunga-bunga. Terasa sekali nuansa Nasionalisme-nya
Pak Made memang seniman berbakat. Selain piawai dalam macapat versi Bali, juga dalam pahat-memahat, ukir-mengukir tak diragukan lagi. Sudah ratusan karyanya tersebar. Bahkan di kawasan Depok- Jakarta, ada pengusaha yang mengoleksinya. Kini baru saja menyelesaikan sebuah ukiran seluas pintu dengan motif Saraswati. Ah, indah sekali…..
Rencana, sudah dipersiapkan sebuah panil (relief) dengan tema “ Perjalanan Nararia Kirana dari Singasari menuju Lamajang.” Kini masih dalam diskusi sengit antara Gatot Hariyoto, Bambang Susanto dan Pak Made. Tentunya-perihal tentang: bentuk kostum, adat istiadat, perilaku, back ground, property, alat komunikasi orang-orang yang lahir pada abad 11-12, lahirnya Nararia Kirana Sang pendiri Kota Lamajang. Kini Lumajang. Semoga. Semoga sukses Pak Made. Geliat seni dan pariwisata Lumajang di tangan anda!








Tidak ada komentar:

Posting Komentar